Brand Aggregator: Apaan, Sih?

Fachmy Casofa

Brand Aggregator

Sebagai seorang founder dari branding and digital agency, saya harus memahami istilah yang bahkan baru saya temui ini. Benar-benar di luar radar. Mungkin karena saya terlalu sibuk kali, ya. Heuheuheu.

Akan saya bagikan informasi penting ini.

Brand aggregator adalah perusahaan yang geraknya mengakuisisi brand, untuk kemudian dikembangkan lebih jauh. Istilah lainnya adalah e-commerce roll-up, di mana tugas utamanya adalah berburu merek-merek yang super potensial untuk diakuisisi dan dikembangkan dengan optimal.

Salah satu contohnya, yang menurut saya hingga pada tahun 2021 ini sangat masif pergerakannya adalah Hypefast: mengakuisisi 25 brand di Asia Tenggara, dan bertambah 5 brand sejak paruh pertama 2021. Perusahaan ini didirikan oleh mantan CMO Lazada, Achmad Alkatiri. Startup yang masuk kategori brand aggregator ini ditopang beberapa perusahaan modal ventura ternama: Monk’s Hill Ventures, Jungle Ventures, Strive, Amand Ventures, dan Arkblu Capital.

Strategi utama dari Hypefast adalah begini: fokus menyasar brand yang menjual produknya di e-commerce dan di platform digital lain, dengan syarat memiliki omset minimal Rp500 juta per bulan dan 50 persen omsetnya berasal dari penjualan online.

Asyiknya, setelah diakuisisi, Hypefast akan tetap mempertahankan jajaran pendiri brand dan mendukung maksimal pertumbuhan brand tersebut dengan bantuan dari tim internal Hypefast.

Enak banget, ya.

 

hypefast

 

Salah satu yang mengambil kesempatan ini adalah Koh Denny Santoso lewat Bonnels-nya. Dengan mengambil langkah ini, Koh Denny bisa lebih fokus mengerjakan bisnis lainnya, seperti yang sedang dikembangkannya saat ini yakni Tribelio, sembari tetap terlibat dalam Bonnels.

Dari sini, saya kok pengen ya suatu hari nanti punya company yang jadi brand aggregator begini. Mengingat saya punya lumayan insting untuk membesarkan bisnis yang sebenarnya potensial.

Semoga saja. Siapa tahu, kan?

 

***

 

Konten ini ditulis oleh Fachmy Casofa, Founder of Enxyclo Creative Network Company. Topik-topik dalam Founder’s Note ditulis untuk mengeluarkan uneg-uneg sekaligus perspektif yang saya dapatkan dalam dunia bisnis untuk segera saya tuangkan lewat tulisan.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.