Klasifikasi Market Temperature: Cold, Warm, Hot, dan Boiled!

Enxyclo Studio

Market Temperature

Market Temperature – Untuk mencapai tahap konversi, kita harus memahami terlebih dahulu konten-konten seperti apa yang bisa menghasilkan konversi. Akan tetapi, sebelum mencapai tahap ke sana, kita harus memahami alurnya. Alur tersebut adalah: mengubah menjadi prospek yang tidak tahu menjadi tahu, yang tahu tergerak untuk mencari informasi lebih lanjut tentang produk atau jasa yang kita miliki, kemudian terjadinya konversi atau pembelian, dan yang terakhir adalah hadirnya pelanggan yang loyal dan bahkan ikut menjadi pasukan penjualan.

Nah, untuk memudahkan pemetaaannya, kita akan menggunakan yang namanya market temperature. Hal ini penting untuk kita pahami, agar kita bisa memetakan konten apa yang sesuai pada setiap fase temperature dari market tersebut.

 

Apa Itu Market Temperature?

Market temperature adalah istilah yang digunakan untuk memberikan temperature dari market yang kita bidik. Nah, karena namanya juga temperature, jadi ada istilahnya market yang dingin (cold), hangat (warm), panas (hot), dan mendidih (boiled).

Mengapa harus ada istilah semacam ini?

Jelas, karena tidak semua prospek kemudian siap untuk membeli produk atau jasa kita. Market harus diajak perlahan untuk masuk ke dalam tahap demi tahap alur yang sudah kita rencanakan, hingga kemudian terjadi konversi atau pembelian. Cara mengajaknya masuk ke dalam tahap demi tahap tersebut, tentu saja lewat konten.

 

  1. COLD MARKET

Cold Market

Market belum mengenal produk atau jasa kita. Jadi, tugas kita adalah mengenalkannya. Dengan demikian, pada fase ini, kita tidak berjualan secara sporadis atau membabi-buta. Lha wong prospek masih asing, kok. Kalau kita sporadis, propsek justru akan terang-terangan menolak karena belum terikat secara apa pun dengan kita, baik secara emosional maupun rasional.

Tujuan: mengenalkan dan membangun awareness, membuat prospek aware akan ‘masalah’, dan membuat prospek membutuhkan ‘solusi’ yang kita tawarkan.

Strategi Konten:

  • Blog. Edukasi prospek tentang beragam artikel yang berkaitan dengan produk atau jasa kita. Aktivitas blogging seperti ini biasa disebut sebagai blog for business. Di sini, kita harus menerapkan konsep SEO. Jika Anda membutuhkan jasa seo yang paling bagus di Solo, gunakan Enxyclo.
  • Konten di media sosial. Pahami tiap karakteristik dari media sosial. Setelah itu, tentukan strategi untuk mengenalkan produk atau jasa kita. Misalkan, membuat akun Instagram dengan konten informatif, tutorial, kata mutiara, tips, dan sebagainya.
  • Video YouTube. Unggah video-video edukatif agar propsek aware dengan solusi-solusi yang nantinya akan kita tawarkan. Yang penting prospek mengenali bahwa kita ada terlebih dahulu.

Intinya sih, kita dominasi semua kanal yang memungkinkan untuk prospek agar mengenal kita. Walaupun, ketika resource kita masih terbatas, memaksimalkan satu kanal terlebih dahulu tentu saja akan lebih baik. Misalkan fokus di Instagram dulu, WhatsApp database terlebih dahulu, dan lain sebagainya. Terserah kita dan bagaimana bagusnya bisnis kita.

Ingat, tujuan utama dari tahap ini adalah untuk membuat prospek aware akan “masalah” dan “solusi” yang mereka butuhkan. Misalkan, kita berjualan produk fitnes. Maka, kita kita bikin konten tentang pentingnya fitnes, dan yang berhubungan dengan itu. Hal itu akan membuat mereka aware.

 

2. WARM MARKET

warm market

Market sudah tahu tentang produk atau jasa kita. Akan tetapi, mereka belum memutuskan untuk membeli. Itulah mengapa fase ini adalah fase evaluation. Mereka sebenarnya hanya memiliki sedikit motivasi untuk menggunakan produk atau jasa kita. Tugas kita adalah untuk memperbesar motivasi mereka tersebut.

Dengan kata lain, kita mengggiring mereka agar memiliki keinginan untuk mengetahui informasi tentang bisnis kita lebih lanjut.

Tujuan: menambah list, meningkatkan retargeting, dan akuisisi pelanggan. Tujuan utama adalah mengubah “problem aware” dan “solution aware” mulai dengan mengubah prospek Anda menjadi leads.

Anda bisa menggunakan konten gratis agar Anda mendapatkan informasi kontak mereka lewat opt-in. Hal itu disebut dengan lead magnet. Lead magnet dapat berupa:

  • Resource yang mengedukasi. Misalkan adalah ebook. Kita bagikan gratis untuk kemudian kita tukar dengan data mereka, seperti nomor WA, email, alamat, dan bentuk data lainnya. Dengan sukses mendapatkan database prospek atau memindahkan mereka ke kolam kia, maka kita sukses mengubah prospek dari cold menjadi warm market.
  • Resource yang Berguna untuk mereka. Bisa berupa apa saja, cheet sheet, dan lain sebagainya.
  • Diskon atau kupon. Diskon tertentu akan mengubah mereka menjadi pelanggan.
  • Kuis atau survei. Bisa juga menggunakan kuis atau survei.
  • Mini Class. Pada tahap ini, kita juga bisa mencoba untuk mengakuisisi pelanggan dalam skala kecil. Caranya? Buatlah produk dengan harga murah. Yang perlu diingat: akuisisi prospek dalam fase ini bukan berarti kita menarik margin/profit besar dalam transaksi ini, tetapi memilih barang  atau produk yang cukup murah untuk dijadikan penarik utama untuk customer acquisition, yang tidak harus menjadi sumber revenue utama kita. Dalam tahap ini, prospek juga memeriksa sejauh mana kualitas produk atau jasa kita. Saat mereka merasa terkoneksi dan puas, prospek akan siap untuk membayar produk yang lebih mahal. Misalkan adalah membuat mini class. Bayarnya murah. Tetapi kita dapat mengakuisisi banyak pelanggan yang siap untuk dijualin lagi menuju premium class yang harganya tentu saja lebih mahal dan jualan utama kita.

Intinya, dalam tahap pertengahan ini, kita harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya kontak prospek dan melakukan follow-up kepada mereka. Mengapa follow-up? Karena dapat memperbesar motivasi mereka untuk menggunakan produk atau jasa kita. Cara follow-up-nya bermacam-macam:

  • Chat personal
  • Email marketing
  • Retargetting

 

3. HOT MARKET

Hot Market

Setelah warm market terus menerus di edukasi dan di follow-up di kolam kita sendiri, maka warm market akan berubah menjadi hot market.

Hot market adalah bagian pasar yang siap membeli produk Anda. Sederhananya: tinggal colek langsung transfer. Prospek sangat memiliki alasan untuk membeli. Mereka memahami bahwa produk Anda memang bagus. Layak dibeli. Dan yah …. mereka memang mampu untuk membeli.

Tipe konten seperti apakah yang dapat memicu terjadinya konversi?

  • Demo atau Free Trial. Berikan kesempatan kepada prospek untuk mencoba produk atau jasa kita. Dengan begitu, mereka akan memiliki experience yang lebih dan akhirnya bisa memutuskan untuk menggunakan produk premium yang kita tawarkan. Misalkan Freepik. Mereka menggratiskan begitu banyak stok kebutuhan pekerja kreatif. Nah, begitu mereka puas, tentu mereka akan menggunakan versi premiumnya, di mana murah namun mendapatkan akses tak terbatas terhadap stok dari Freepik.
  • Testimonial Customer. Adanya testimoni customer yang pernah memakai produk/layanan Anda juga dapat menarik customer lain untuk mencoba. Sajikan beberapa testimoni, baik dari orang-orang terkenal maupun dari para pembeli asli.
  • Pembandingan antar produk
  • Webinar atau event

 

4. BOILED MARKET

Boiled Market

Tugas kita pada fase ini adalah: menjadikan orang yang sudah membeli untuk membeli lagi, dan agar mengajak temannya untuk membeli. Bahkan, pada tahap tertentu ia ikut menjadi menjualkan produk atau jasa kita, misalkan menjadi reseller, dropshipper, atau affiliate marketer.

Bagaimana caranya?

Tentu saja dengan memberikan pelanggan kita peluang untuk ikut menjadi reseller, agen, affiliate marketer, dropshipper, dan teknik-teknik tenaga penjualan lainnya.

Bagaimana caranya agar pelanggan yang sudah membeli bisa membeli lebih banyak lagi?

Caranya bisa lewat:

  • Membuat Paket atau Bundling. Misalkan beli dua dapat harga sekian dan beli tiga dapat harga sekian. Jadi, calon pembeli justru malas memilih membeli satu.
  • Diskonan. Pasti sudah paham, ya.
  • Upselling & Cross Selling. Beli produk ini dan produk lain, dapat harga sekian. Gunanya untuk melariskan produk kita yang lain yang tidak laku. Gunakan taktik Decoy Effect Marketing.
  • Lakukan update informasi secara berkala kepada pembeli yang sudah membeli. Itulah gunanya kita menyimpan datanya, seperti nomor WA dan alamat emailnya. Secara rutin (bukan sering), kita kirimkan kabar bahwa sedang ada promo tertentu dan penawaran tertentu kepada pelanggan yang sudah pernah membeli produk kita. Lakukan Email Marketing dan WhatsApp Marketing dengan baik.

 

***

Intinya dari ini adalah: tahapan prospek yang berbeda dalam mengenal produk Anda, membutuhkan jenis konten yang berbeda pula.

Demikian pembahasan mengenai market temperature. Semoga bisa memberikan inspirasi untuk aktivitas digital marketing bisnis Anda. Bila membutuhkan informasi ataupun jasa digital marketing Solo terbaik dan terpercaya, tentu Anda harus menghubungi Enxyclo.

Also Read

Bagikan:

Tags

1 thought on “Klasifikasi Market Temperature: Cold, Warm, Hot, dan Boiled!”

  1. Pingback: 10 Cara Mengubah Hobi Menjadi Bisnis – ENXYCLO

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.