Saya sering mendapatkan pertanyaan ini. “Bagaimana caranya bisa banyak waktu untuk keluarga, tetapi kok tetap produktif berkarya dan bekerja?”
Karena objek yang ditanya adalah saya, akan saya jawab sesuai dengan pengalaman dan kapasitas kasus yang terjadi di diri saya saja, ya. Karena ketika ditanya kepada teman-teman yang lain, jawabannya tentu saja akan berbeda, karena beda prinsip hidup dan juga cara ia bekerja.
Begini.
Dua variabel penting dalam kehidupan ini menurut saya adalah waktu dan keluarga. Agar tidak banyak waktu yang tersia-siakan, ia harus kita isi dengan banyak ibadah. Kerjanya harus berniat ibadah, apalagi ibadah-ibadahnya, tentu harus berbuah ridha dan jannah. Dan keluarga, adalah hal yang harus mendapatkan prioritas. Jangan sampai, keluarga justru terkesampingkan hanya karena urusan-urusan duniawi yang seringnya tak berujung dan memang tiada ujungnya.
Kalau melakukan segala aktivitas harian agar bernilai ibadah, gampang. Baca bismillah, dan niatkan semuanya untuk ibadah. Saat bekerja, ya niat ibadah, karena untuk menjalankan kewajiban diri sebagai suami dan kepala rumah tangga untuk mencari nafkah. Jangan salah, segala capek kita ketika bekerja, dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah. Ada haditsnya, kok. Begitu juga hal-hal lain. Niatkan ibadah. Udah, simpel, beres. Mau meeting, niatkan ibadah. Mau wisata pun, niatkan ibadah, untuk menyenangkan anak-istri. Untuk menyenangkan tim. Untuk tafakkur alam.
Semuanya bisa bernilai ibadah, asalkan niat kita memang melakukan segala hal tersebut untuk beribadah.
Hal ini juga yang akan membuat pekerjaan-pekerjaan kita menjadi lebih berkah, jauh dari keburukan, dan tenang di hati. Jauh banget deh dari masalah. Coba aja, deh.
Nah, kalau soal pekerjaan, ini yang agak tricky. Perlu banyak strategi dan pengalaman, agar selalu bisa bersama keluarga, pekerjaan lancar, dan income pun oke.
Strategi saya sederhana.
Pertama, bikin usaha sendiri, bangun tim.
Kalau jadi karyawan akan sangat susah menentukan waktu kita sendiri. Waktu, sebagai variabel mahal dalam kehidupan, sebaiknya kita jaga agar tetap merdeka. Makanya, salah satu jalan terbaik adalah dengan membangun bisnis dan membangun tim, agar tak semuanya kita kerjakan sendiri.
Yah, pada awal-awalnya, akan banyak cobaan. Kegagalan. Tetapi, namanya bikin fondasi. Itu memang bagian tersusahnya. Harus dibangun dengan telaten dan sabar. Gagal, bangkit lagi. Rusak, perbaiki. Selalu cari cara untuk bangkit dan memperbaiki, walaupun memang kadang bikin emosi.
Tetapi, ya begitu lika-liku sebagai founder.
Kalau kita menyerah, pintu kesempatan akan tertutup. Kalau kita jalan terus, jutaan peluang akan terbuka lagi. Masa’ iya, dari jutaaan peluang itu tidak ada satu pun yang nyantol dan menjadi sebuah kesuksesan untuk kita?
Kedua, bikin passive income system.
Maksudnya adalah sistem passive income yang membangunnya butuh modal mini tetapi bisa menghasilkan profit maksi. Nggak usah bayangin dulu investasi properti. Sudah, selamatkan dulu income pekanan atau income bulananmu, agar anak-istrimu bahagia dan selalu mengalirkan doa-doa agar kamu bisa tetap sehat, rajin bekerja, dan rezekinya mengalir deras.
Terus, bagaimana caranya bikin sistem passive income modal mini hasil maksi?
Misalkan, bikin blog, konten YouTube, IG publik, ecourse, e-book, e-guide, affiliate, dan lain sebagainya. Bikinnya gampang, tetapi bisa mendatangkan cuan rutin dalam jumlah yang tak sedikit. Semuanya membutuhkan strategi dan ilmu tersendiri. Itu lah mengapa juga, saya mempelajarinya sejak dini dan mulai membangunnya pelan-pelan, agar suatu hari nanti, paling tidak saya memiliki banyak sekali saluran passive income yang banyak dan stabil.
Ketiga, otomatiskan sistem penjualan.
Pola ini berlaku baik untuk bisnis maupun produk yang kita bikin sendiri dalam rangka membangun saluran passive income, ya.
Misalkan:
- Menggunakan FB ads. Tinggal bikin 1 konten, sudah bisa tayang terus semau kita asal budget oke.
- Email marketing. Bikin konten beberapa jam, sudah bisa dijadwalkan untuk tayang sampai beberapa pekan bahkan bulan ke depan.
- Pakai channel Telegram juga bisa dijadwalkan sekarang.
- Bikin konten di YouTube, kemungkinan bisa closing berkali-kali.
- Bikin konten di blog sekali, juga sama.
Intinya, kita harus menentukan metode yang tepat agar ada beberapa bagian dalam hidup kita yang sistemnya cukup setup sekali tetapi bisa mendatangkan cuan berkali-kali. Dan kata kuncinya: prioritaskan metode berjualan yang bisa terjadwal dan otomatis, sehingga tidak banyak memangkas waktu kita.
Keempat, tentukan angka cukupmu.
Ya tentu saja. Kalau kita tidak menentukan angka cukup kita, maka kita akan terus mengejar dunia tak berkesudahan. Misalkan, kalau per bulan 30 juta sudah cukup, ya udah. Pasang saja target itu. Nikmati waktu dan kebersamaanmu dengan keluargamu.
Terus kalau mau scale-up?
Ya segera temukan tenaga profesional untuk membantumu. Agar waktumu tidak berlalu dengan kepusingan dan waktumu bersama keluarga tidak banyak yang hilang.
Semoga keempat hal di atas bisa memberikan inspirasi.
***
Konten ini ditulis oleh Fachmy Casofa, Founder of Enxyclo Creative Network Company. Topik-topik dalam Founder’s Note ditulis untuk mengeluarkan uneg-uneg sekaligus perspektif yang saya dapatkan dalam dunia bisnis untuk segera saya tuangkan lewat tulisan.