10 Hal yang Harus Dihindari dalam Berjualan Online

Enxyclo Studio

harus dihindari dalam bisnis online

Harus Dihindari dalam Berjualan Online – Di tengah pandemi, banyak orang yang memutuskan untuk berbisnis online sebagai salah satu cara untuk menambah pemasukan.

Bisnis online memang bisa menjadi solusi karena dinilai praktis, bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Beberapa orang menilai berbisnis secara online adalah salah satu instrument investasi yang bisa memberikan dampak positif bagi cash flow Anda.

Jika ditekuni, bisnis online justru bisa menjadi sumber pemasukan utama dan mengantarkan Anda sebagai pengusaha sukses.

Akan tetapi, tidak sedikit bisnis online yang tidak berjalan sesuai harapan dan tidak berhasil. Kegagalan memang hal yang lumrah dalam hidup. Sepanjang Anda terus belajar dan mengevaluasi diri, pasti ada jalan untuk mengembangkan bisnis online Anda.

Selain itu, Anda perlu memperhatikan beberapa hal yang harus dihindari dalam berjualan online agar bisnis Anda berjalan sesuai rencana.

Yuk, kita simak bersama!

 

1. Target dan Tujuan Tidak Jelas

Pebisnis online harus mampu menawarkan produk secara online agak prduk tersebut dapat dilihat, dibeli hingga diterima atau sampai ke konsumen. Namun, terkadang hal ini tidak selalu bisa berjalan dengan baik karena banyak faktor.

Anda perlu menentukan target dan tujuan jangka panjang serta jangka pendek. Ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perkembangan bisnis Anda dari waktu ke waktu.

Target tiap bisnis berbeda, jadi Anda perlu melihat mana yang paling cocok sesuai dengan ukuran bisnis online Anda.

Misalnya, Anda bisa mentarget jumlah penghasilan per bulan minimal sekian rupiah. Atau mengukur penambahan jumlah followers atau engagement rate di akun media sosial bisnis online Anda.

 

sukses bisnis online

 

2. Tidak Membangun Strategi Konten Media Sosial

Banyak bisnis online yang mengandalkan media sosial untuk mempromosikan bisnis online mereka. Selain gratis, media sosial ibarat etalase untuk memamerkan produk secara virtual.

We Are Social 2020 mengukur 10 media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia. 4 besar dari media sosial tersebut antara lain, Youtube, Whatsapp, Facebook dan Instagram.

Youtube menenempati peringkat pertama dengan presentase 88 persen. Ini berarti 132 juta dari total 150 juta pengguna media sosial di Indonesia menggunakan Youtube.

Disusul oleh Whatsapp di posisi kedua dengan presentase 84%, yaitu sekitar 125 juta orang di Indonesia menggunakan WhatsApp. Di peringkat ke-3, ada Facebook yang digunakan oleh 82% penduduk di Indonesia.

Sementara itu, Instagram menempati peringkat ke-4 dengan presentase 79%, atau 120 juta dari 150 juta pengguna media sosial di Indonesia menggunakan Instagram.

Anda bisa mengkonsiderasi data ini untuk memanfaatkan media sosial yang paling banyak digunakan oleh target pasar Anda. Misalnya, Facebook paling banyak digunakan oleh pengguna internet di usia matang, yaitu sekitar 30 tahun ke atas.

Jika mentarget kaum milenial, Instagram adalah media sosial yang tepat untuk Anda gunakan. Jadi, Anda tidak perlu menggunakan terlalu banyak platform media sosial untuk mempromosikan bisnis Anda.

Di Instagram Anda bisa memanfaatkan influencer marketing atau mengendorse selebgram atau influencer yang memiliki ratusan bahkan jutaan followers.

Bisnis skala kecil hingga brand-brand besar banyak yang menggunakan jasa influencer untuk mempromosikan bisnis mereka. Influencer marketing adalah satu dari sekian banyak strategi media sosial. Anda perlu membangun strategi yang tepat untuk memaksimalkan bisnis Anda.

 

3. Konten Tidak Aktraktif

Ini adalah kesalahan paling umum yang dilakukan oleh pebisnis online. Mereka tidak membangun konten yang menarik, sehingga terlihat monoton dan membosankan.

Oleh karena itu, wajar saja jika kemudian banyak yang meng-unfollow akun mereka. Anda bisa mengantisipasi hal ini dengan membuat materi yang menginspirasi, mengedukasi dan interaktif dengan para follower sehingga akun Anda akan terlihat menarik.

Tidak perlu terlalu kaku, hibur follower Anda dengan sedikit konten yang mengandung humor.

 

4. Komunikasi Satu Arah

Konten sudah menarik tapi Anda masih ditinggalkan follower atau pelanggan? Bisa jadi Anda tidak membangun komunikasi dua arah. Media sosial diciptakan untuk kita dapat berinteraksi dengan banyak orang secara online. Sebagai perusahan atau brand, Anda juga perlu membangun komunikasi dengan follower atau audience.

Kebanyakan orang akan merasa bosan jika akun yang mereka follow hanya berbicara tentang produk mereka. Untuk memulai, coba bangun dialog dengan bertanya, minta pendapat, dan lain sebagainya dengan fitur komen.

Di Instagram, kita bisa mengoptimalkan fitur Instagram Story untuk meningkatkan engagement.

 

5. Membeli Follower Atau Likes

Digital marketing agency biasanya tidak menyarankan Anda untuk membeli followers atau likes. Karena, jika Anda membeli followers atau likes, jumlah followers yang Anda miliki tidak memberi kontribusi apapun untuk akun Anda.

Hal terburuk yang mungkin terjadi adalah akun Anda diblokir atau dihapus dari Facebook atau Instagram jika mereka mengetahui bahwa followers Anda palsu.

Maka, lebih baik fokus untuk membangun followers organik yang memang tertarik dengan bisnis Anda. Memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, akan tetapi, jika Anda memiliki pengikut yang nyata, Anda bisa membangun komunitas yang loyal.

 

6. Lambat Merespons

Tempatkan diri Anda sebagai pelanggan. Tidak semua orang yang menghubungi Anda untuk sekedar bertanya atau membeli memiliki banyak waktu.

Sebagai contoh, bagi mereka yang bekerja, mereka hanya membuka media sosial atau berbelanja online pada saat jam istirahat atau setelah jam kerja selesai.

Jika Anda tidak segera merespon, kemungkinan pelanggan akan kabur karena mengira Anda mengacuhkan atau tidak bisa bersikap profesional.

 

7. Tidak Konsisten

Konsistensi sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnis, baik offline maupun online. Salah satu kesalahan yang dimiliki pebisnis pemula adalah tidak memiliki konsistensi, sehingga bisnis mereka perlahan menurun dan akhirnya mati.

Untuk menjaga konsistensi, Anda perlu memiliki tim yang membantu  Anda mengelola berbagai aspek bisnis online. Misal, ada tim yang megelola website dan media sosial, atau ada tim yang berfungsi sebagai customer service untuk melayani pelanggan serta komplain dengan cepat dan responsif.

Apalagi, di era digital dimana semua berjalan serba cepat, Anda harus terus menjaga konsistensi supaya bisnis Anda tetap terlihat menarik. Oleh sebab itu, lakukanlah secara benar dan serius menjalaninya.

 

Baca Juga: WhatsApp Marketing: Meledakkan Omset & Profit Lewat Chat

 

8. Tidak Membuat Diferensiasi

Peluang bisnis Anda memiliki persaingan sangat tinggi kecuali Anda berada di semacam pasar yang unik. Ketimbang memahami dan meniru semua yang dilakukan pesaing Anda, lebih fokuslah pada alasan mengapa calon pelanggan Anda akan memilih Anda.

Ingatlah bahwa calon pelanggan ini kemungkinan besar sudah membeli dari pesaing Anda dan Anda perlu memberi mereka alasan untuk menjauh dari bisnis yang sudah mereka percayai

Alih-alih sekadar berusaha menjadi lebih baik, Anda harus tampil beda. Setiap bisnis di dunia akan mencoba menyediakan produk berkualitas dan layanan kelas dunia, jadi Anda perlu meningkatkan permainan dan meneliti apa yang membuat bisnis Anda berbeda dari apa yang sudah ada di pasar.

 

9. Tidak Mendengarkan dan Menanggapi Pelanggan

Bagaimana Anda tahu jika masalah yang Anda pecahkan cukup penting? Dengarkan pelanggan Anda. Dengarkan mereka dengan seksama.

Jangan hanya mendengarkan pelanggan yang memberikan validasi. Dengarkan orang-orang yang meminta pengembalian dana atau membeli produk Anda tetapi tidak menggunakannya. Dengarkan orang-orang yang memberi tahu Anda bahwa mereka tidak akan membeli, dan cari tahu alasannya.

Jangan hanya memberikan basa-basi kepada pelanggan Anda. Anda tidak memiliki semua jawaban, mereka punya. Ada alasan mengapa “pelanggan selalu benar”.

 

pelanggan sukses

 

10. Tidak Mengarahkan Calon Pelanggan

Di setiap konten media sosial Anda sebaiknya mencantumkan “call to action” untuk mengarahkan calon pelanggan untuk melakukan pembelian atau kegiatan lebih lanjut.

Call to action ini tidak melulu untuk mengarahkan pemesanan atau pembelian produk atau jasa yang Anda tawarkan, tetapi juga bisa meningkatkan engagement di media sosial.

 

***

 

Dari 10 hal yang harus dihindari dalam berjualan online di atas, sekarang Anda tentu sudah tahu apa saja yang bisa diterapkan dalam menjalankan bisnis Anda. Sudah siap untuk mencoba? Dan jangan lupa, untuk Jasa Digital Marketing Solo terbaik dan tepercaya, tentu saja hubungi Enxyclo.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.