Cara Menjadi Creativepreneur Sukses: Kaya dan Bermanfaat!

Enxyclo Studio

creativepreneur

Cara Menjadi Creativepreneur Sukses – Siapa yang tidak ingin sukses? Kesuksesan sepertinya telah menjadi tujuan hidup semua orang karena kesuksesan selalu diidentikan dengan kebahagiaan. Ada banyak hal yang mungkin menjadi barometer kesuksesan bagi sebagian besar orang, mulai dari memiliki uang banyak, dapat membeli mobil terbaru, jabatan yang tinggi, hingga memiliki rumah mewah. Mungkin kamu sendiri juga memiliki barometer kesuksesan yang dapat menambah daftar tersebut.

Dalam bisnis pun kesuksesan adalah hal yang paling dicari-cari. Siapa sih yang mau gagal? Siapa sih yang mau terseok-seok dalam bekerja, tapi tidak mendapatkan hasil sama sekali? Membangun bisnis hanya untuk gagal sama saja membuang-buang tenaga dan waktu yang sangat berharga.

Karena itu kesuksesan adalah hal yang paling diperjuangkan bagaimanapun caranya (tentunya dengan cara-cara yang baik dan halal). Creativepreneur memiliki prioritas sendiri dalam memaknai kesuksesan. Kesuksesan mereka mungkin terlihat sederhana, bukan tipikal kesuksesan yang identik dengan keglamoran.

Sederhana bukan berarti lebih buruk, malah sebaliknya, kesuksesan nan sederhana berarti kesuksesan yang telah berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang paling berharga dalam hidup. Kesuksesan yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun juga bagi orang lain.

 

Mandiri Secara Finansial

Dari hasil usaha, para creativepreneur memiliki kesempatan membiayai kebutuhannya sendiri, baik itu kebutuhan sekolah maupun kebutuhan pribadi. Mungkin inilah salah satu hal paling menarik dari membangun usaha sendiri, yakni tercapainya kebutuhan finansial secara mandiri. Sangatlah umum ketika seorang anak yang masih berstatus pelajar meminta uang kepada orang tua dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sekolah maupun keperluan pribadi. Dan orang tua bertanggung jawab mencukupi biaya sekolah dan biaya hidup anak-anaknya.

Meringankan Beban Orang Tua

Inilah salah satu kesuksesan besar yang diraih para creativepreneur. Dengan memiliki kebebasan secara finansial, mereka mampu meringankan beban orang tua. Ada kepuasan tersendiri ketika berhasil membayar sekolah dan membeli barang-barang kebutuhan pribadi dengan uang hasil keringat sendiri tanpa meminta orang tua, terlebih di usia yang masih muda. Beban orang tua dalam pembiayaan sekolah dan uang jajan dapat dikurangi dan dialokasikan ke kebutuhan penting keluarga yang lain. Setidaknya hal ini akan dapat membuat keuangan keluarga menjadi lebih baik.

 

Membantu Orang Lain

Selain mampu membiayai kebutuhan sendiri, kesempatan membantu orang lain juga terbuka lebar; baik keluarga sendiri maupun orang lain. Mengurangi permintaan jatah uang jajan sudah turut serta dalam membantu perekonomian keluarga, dan pastinya juga membantu memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Jika biaya sekolah diri sendiri sudah terpenuhi, tidaklah mustahil dapat membiayai biaya sekolah atau keperluan saudara. Memberikan donasi kepada suatu yayasan atau memberikan langsung kepada yang membutuhkan juga merupakan hal yang dapat dilakukan.

Menjadi creativepreneur juga membuka peluang pekerjaan bagi orang lain. Hal ini telah membantu orang lain memperoleh pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Selain kebutuhan untuk diri sendiri terpenuhi, kebutuhan untuk orang lain juga dapat terpenuhi. Ada kepuasan batin yang didapat ketika mampu memberikan bantuan kepada orang lain dan itu merupakan salah satu kesuksesan.

 

Diliput Media

Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk diliput media. Hanya orang-orang tertentu saja yang dilirik untuk diangkat kisahnya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki inspirasi untuk dibagikan ke orang lain.

Dengan menjadi studentrepreneur seseorang telah membuka peluang tersebut. Banyak inspirasi dari para creativepreneur yang menarik perhatian media untuk dibagikan kepada masyarakat. Diliput media tidak hanya menjadikan creativepreneur lebih dikenal masyarakat, namun juga menjadikannya sosok inspiratif yang dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi orang lain secara tidak langsung.

 

Tercapainya Impian

Setelah mencapai impian, akan muncul impian-impian baru yang ingin dicapai berikutnya. Impian adalah tujuan, tapi bukan akhir perjalanan. Tercapainya impian juga menjadi keberhasilan yang layak disyukuri. Impian adalah motivasi penggerak dalam mengantarkan seseorang dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam proses membangun bisnis, tak mustahil sedikit demi sedikit impian akhirnya tercapai, yang berarti mereka telah berada di tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.

 

Penghargaan

Penghargaan bukanlah hal utama yang dikejar, penghargaan adalah efek dari apa yang telah dicapai. Penghargaan adalah bukti bahwa kerja keras dan ketekunan yang dijalankan akhirnya berhasil. Penghargaan merupakan bukti bahwa para creativepreneur memiliki passion atas apa yang dikerjakan, sehingga barang, jasa, semangat, dan perjuangan mereka dalam membangun bisnis diakui oleh masyarakat. Hal tersebut tentunya sangat penting untuk peningkatan diri dan bisnis yang dibangunnya.

 

Karier

Kepastian karier adalah salah satu hal yang ada dalam benak para pelajar. Setelah lulus sekolah dan mungkin melanjutkan kuliah, bayang-bayang karier serasa seperti momok yang menakutkan. Ibarat masa depan, tanpanya masa depan dianggap suram. Karier tidak melulu tentang bagaimana mendapatkan uang, namun juga bagaimana seseorang dipandang dalam masyarakat. Seseorang yang berkarier mapan adalah idaman mertua.

Menjadi creativepreneur memberikan kepastian karier. Meskipun tidak bekerja dalam perusahaan besar, mereka telah memiliki pekerjaan sendiri yang dengan sepenuh hati dijalankan. Peluang pekerjaan bagi orang lain telah berhasil dibukanya, hal ini tentunya memberikan kepercayaan diri yang lebih besar bagi para creativepreneur dalam bermasyarakat.

 

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Bisnis Berjalan?

Satu tahun pertama juga dapat menjadi acuan dalam prospek usaha jangka panjang. Prospek tersebut dapat dilihat dari berapa omzet yang didapatkan. Dalam perkembangannya, akan ada titik di mana terlihat kemajuan dan prospek dari usaha tersebut. Ketika omzet mengalami kenaikan yang stabil dan customer semakin bertambah, plus brand awareness yang semakin kuat, itu adalah tanda-tanda yang positif bagi bisnismu.

Perkembangan yang terjadi harus kamu lihat secara positif. Bukan malah membuatmu menjadi terlena. Misalnya dengan hasil yang didapatkan, akhirnya kamu jadi kurang fokus mengelola bisnis. Ingat, setahun pertama merupakan usia yang terbilang awal dalam merintis suatu bisnis.

Fokuslah untuk mulai mengembangkan bisnis ke tahapan selanjutnya. Pikirkanlah prospek usaha ke depannya, apakah menjadi semakin berkembang atau malah sebaliknya. Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan bisnismu ke depannya.

 

Beli Aset

Dari keuntungan yang kamu dapat, sisihkan sebagian untuk ditabung/investasi masa depan dan gunakan sebagian yang lain untuk mengembangkan usaha, bisa dalam bentuk menambah modal atau menambah aset barang. Gunakan anggaran tersebut untuk sesuatu yang produktif yang memiliki nilai tambah bagi keberlangsungan usahamu kelak. Dengan mulai memikirkan masalah tersebut, kamu sudah selangkah untuk mengamankan masa depanmu. Walaupun masa depan tidak dapat dipastikan dan diprediksi, tidak ada salahnya mempersiapkannya dengan baik.

 

Kualitas Produk dan Layanan

Kualitas produk ataupun kualitas pelayanan adalah hal yang perlu senantiasa ditingkatan. Jangan sampai kualitas produk ataupun layanan menjadi berkurang karena kamu telah menikmati kesuksesan. Terlena akan kesuksesan hingga melupakan kualitas akan berakibat fatal bagi bisnis yang telah kamu jalankan.

Kamu dapat mengadakan survei kecil-kecilan kepada customer setiamu apa saja yang masih kurang dan perlu ditingkatkan. Dengan senantiasa meningkatkan kualitas produk ataupun pelayanan, customer-mu akan semakin mencintai bisnis yang kamu jalankan.

 

Buat Paten

Paten penting bagi keberlangsungan bisnismu ke depannya. Paten mencirikan suatu merek atau produk agar dapat dibedakan dari produk milik perusahaan lain yang serupa atau yang dimiliki oleh pesaing. Paten akan memberikan keuntungan bagi bisnismu ke depannya, tentunya untuk menghindari adanya penjiplakan sebuah produk.

 

Menjadi Creativepreneur yang Berbeda

Menjadi berbeda adalah sebuah keuntungan apabila dilihat dari pendekatan pemasaran. Artinya, menjadi berbeda itu menunjukkan adanya unique selling point, adanya keunikan tersendiri yang akan dilihat oleh orang lain pada diri Anda. Hal inilah yang kebanyakan tampak pada pribadi creativepreneur. Dalam satu dan lain hal, biasanya seseorang yang menjalani creativepreneur akan mengambil risiko untuk tampil beda dari lainnya.

Tentu yang paling mudah dilihat adalah perbedaan karier dirinya yang tidak hanya satu, di tengah kebanyakan orang yang berkonsentrasi pada satu karier secara penuh. Menjadi berbeda memang mengandung risiko tersendiri di tengah kehidupan masyarakat umum yang cenderung mendukung adanya conformitypenyamaan. Bukan berarti menjadi berbeda itu harus melawan arus atau bertentangan dengan yang lain. Namun, berani berbeda di sini adalah menunjukkan sikap dan karakter yang tidak selalu seiya sekata dengan lingkungan kita berada. Berbeda secara asertif, tetapi sekaligus tetap memegang prinsip mudah beradaptasi dan bisa bernegosiasi.

Berbeda sering kali dituntun dengan pemikiran yang out of the box. Ketika orang lain menikmati karier dari pagi hari pukul 9 sampai 5 sore, maka pribadi creativepreneur mungkin akan memilih dari pukul 10 pagi sampai pukul 10 malam. Ketika musim hujan orang menyiapkan jas hujan atau payung di dalam tasnya (memilih salah satu perangkat), maka kemungkinan orang creativepreneur akan menyiapkan 1 jas hujan dan 2 payung untuk dirinya sendiri dan sekaligus untuk cadangan bagi yang lain. Pikiran dan perilaku unik yang berbeda ini memang bisa menjadi bagian dari pribadi creativepreneur.

Pribadi creativepreneur yang sudah cukup teguh dan mapan dalam memutuskan arah kariernya cenderung tampak menonjol apabila berada di tengah-tengah orang lain. Namun, ia tidak harus menjadi pribadi yang ekstrovert. Pribadi creativepreneur sering kali terlihat jelas mampu tampil percaya diri dan menyuarakan dirinya yang berbeda. Tipe berani tampil beda ini tampak pada para pesohor dan public figure yang menjalani creativepreneur.

Meski awalnya tidak semua orang mendukung atau bahkan mencemooh sikap berani beda pribadi creativepreneur, sering kali kemudian orang angkat topi dan menghormati sikap berani berbeda tersebut.

Sudah siapkah Anda menjadi pribadi yang berani beda?

 

creativepreneur

 

Sifat Pebisnis

Ngomongin bisnis nggak bakal lepas dari alasan mengapa memulai sebuah bisnis. Alasannya bisa bermacam-macam. Meski begitu, apa pun yang menjadi alasan, menjadi entrepreneur memang peluang yang menarik. Di bawah ini akan dibahas beberapa alasan mengapa seseorang ingin memulai bisnis.

 

TIDAK CEPAT PUAS

Orang yang punya jiwa wirausaha biasanya tidak cepat puas dengan prestasi-prestasinya. Ia ingin terus-menerus meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menjadi wirausahawan adalah salah satu cara meningkatkan kualitas hidup tersebut. Dengan berwirausaha, mereka dapat mengukur kemampuan mereka sendiri dan terus-menerus meningkatkan kualitas diri dengan meningkatkan kualitas produk (jasa/barang) ke masyarakat (customer).

 

MENJADI MANDIRI

Keinginan untuk mandiri juga menjadi salah satu faktor mengapa seseorang beralih menjadi pengusaha. Menjadi pengusaha memungkinan seseorang memegang penuh kendali finansialnya dan tidak bergantung terus-menerus pada gaji bulanan. Pastinya ada kepuasan tersendiri ketika seseorang memiliki kemandirian finansial.

 

PENGALAMAN MASA LALU

Pengalaman masa kecil ternyata juga dapat memotivasi seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Misalnya, anak-anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu melihat susahnya orang tua mereka dalam mencari penghasilan. Pengalaman kurang bahagia semasa kecil seperti itu dapat menggerakkan hati mereka agar kelak kehidupannya dapat menjadi lebih baik daripada kehidupan orang tuanya. Mereka terpacu untuk mengubah jalur perekonomian yang semula kurang beruntung menjadi lebih beruntung. Dengan cara apa? Dengan menjadi entrepreneur.

 

RISK TAKER

Pengusaha dianggap sebagai pengambil risiko alias risk taker. Sebab, mereka mengambil keputusan-keputusan yang terlampau berani dalam menjalankan bisnisnya. Meskipun demikian, bukan berarti mereka terlampau nekat dan tidak memikirkan apa saja yang bakal terjadi jika rencananya gagal. Mereka tetap memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut, hanya saja mereka mampu mengelola pola pikirnya dengan baik.

Mereka bukanlah tipikal muda-mudi yang gampang galau dalam menjalani hidup. Mereka senantiasa optimis dalam berpikir dan melihat ancaman sebagai peluang untuk mengembangkan diri. Orang-orang risk taker semacam ini membangun bisnis untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang nggak hanya didapat dari sekadar hidup mengikuti arus dari hari ke hari.

 

Manajemen Waktu Creativepreneur

Kita semua memiliki jatah waktu sama, 24 jam, tak terkecuali creativepreneur atau spesialis. Apakah pemanfaatan waktu kedua pilihan karier ini berbeda? Pada prinsipnya tidak, tetapi perbedaan lebih pada konten. Bagi spesialis yang efektif, maka tiap jengkal waktu dipenuhi dengan pendalaman bidang karier pilihan, termasuk aktivitas terkait. Bagi creativepreneur, pendalaman lebih bervariasi sesuai pilihan pelangi kariernya.

Bagaimana pengelolaan waktu creativepreneur?

Multitasking. Kemampuan untuk mengelola beberapa tugas sekaligus sangat diperlukan di dunia kerja. Hal ini yang membuat tuntutan multitasking sulit dielakkan. Akan tetapi, kemampuan ini sering kali dipahami sebagai menjalani beberapa aktivitas dalam satu waktu, misalnya menyusun laporan kerja dengan berdiskusi program kerja yang berbeda dalam waktu bersamaan. Pola ini jelas kacau dan tidak menggambarkan apa yang dimaksud dengan multitasking.

Studi sendiri telah banyak yang menunjukkan bahwa otak hanya bisa bekerja (optimal) secara linier atau satu hal untuk satu waktu. Finley, McCarley, dan Benjamin (2014) dalam eksperimen mereka menemukan bahwa partisipan yang mendapatkan tugas melakukan empat tugas sekaligus dalam satu waktu rata-rata berhasil memperkirakan waktu total untuk menyelesaikan beberapa aktivitas sekaligus, tetapi kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Kondisi ini pula yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko menurunnya produktivitas.

Pada kenyataannya, kehidupan yang kita jalani, mulai dari bangun tidur hingga larut malam banyak menggambarkan aktivitas multitasking. Contohnya saja menyusun laporan sambil mendengarkan musik, makan siang sambil mendiskusikan pekerjaan, dan lain sebagainya. Perpaduan aktivitas ini masih mungkin dilakukan karena ada perhatian utama yang lebih membutuhkan konsentrasi, seperti menyusun laporan, sementara mendengarkan musik tidak menuntut konsentrasi tinggi atau bisa diabaikan.

Fleksibilitas. Pada creativepreneur, mengelola waktu terkait erat dengan mengelola jejaring kerja yang memerlukan fleksibilitas. Jika Anda memiliki tiga karier maka ada tiga ”dunia” dengan beragam agenda di dalamnya. Tiga ”dunia berbeda” ini bersifat dinamis, tidak ”mati” sehingga kita tidak bisa memasukkan dalam kotak atau agenda yang kaku. Jejaring kerja pula yang sering kali menjadi penolong dalam pengaturan waktu creativepreneur. Saat kita harus mengubah prioritas, maka kualitas hubungan dengan jejaring kerja memegang peranan penting. Kualitas inilah yang akan menentukan apakah perubahan agenda ini dinilai sebagai hal yang positif atau negatif. Kualitas hubungan ini tidak lain bersumber dari kualitas kerja kita sebelumnya.

Jelas, pengelolaan waktu yang fleksibel memegang peranan penting bagi creativepreneur. Fleksibilitas ini semakin tertolong dengan perkembangan teknologi (gadget) yang membuat kita bisa menyicil (menyelesaikan) pekerjaan tanpa tersekat oleh kantor ataupun perangkat yang besar (komputer meja (desktop) atau laptop) misalnya.

Antisipatif. Mengingat keragaman aktivitas dan tuntutan bagi creativepreneur, maka kita perlu membuat langkah antisipatif. Langkah ini cukup sederhana, yakni dengan menjadwalkan tenggat waktu yang lebih awal dari seharusnya. Jika Anda harus menyerahkan laporan di hari Kamis, buatlah jadwal pengumpulan laporan di hari Selasa. Hal ini perlu karena creativepreneur bisa mendapatkan ”kejutan” dari dunia karier lainnya di tengah jadwal pekerjaan.

Meski creativepreneur cenderung cepat membuat bosan, bukan berarti agenda dibuat superpendek untuk setiap program atau aktivitas. Justru, kerangka waktu dibuat lebih panjang karena dalam prosesnya kita harus mengelola beberapa pekerjaan lain. Bila seseorang menjadi spesialis trainer, ia mungkin bisa menjadwalkan dalam satu minggu penuh untuk menyiapkan materi training. Namun, jika ia seorang creativepreneur yang memiliki karier lain, ada kemungkinan untuk memperpanjang waktu penyusunan materi. Pilihan lain adalah dengan menyusun ulang atau menggeser agenda lain jika memang ada tuntutan untuk selesai dalam waktu satu minggu. Kemungkinan penggeseran agenda inilah yang membuat creativepreneur harus jeli dan antisipatif setiap kali menentukan target kerja.

Ingat, time out atau waktu untuk bersantai menyegarkan energi juga penting bagi creativepreneur. Bukan karena memiliki beragam karier lantas waktu untuk hal lain, seperti untuk keluarga, hobi, bersosialisasi, ataupun me time tidak diperhatikan.

Siapkah Anda mengubah time management Anda?

 

Passion Berbisnis

Ada berbagai macam alasan seseorang terjun ke ranah bisnis. Alasan memang menjadi penentu awal dari terbangunnya bisnis. Dengan alasan yang kuat, biasanya seseorang akan lebih termotivasi menjalankannya. Berlaku juga sebaliknya, tanpa alasan yang kuat, sangatlah mustahil bisnis berhasil didirikan.

Meskipun pada dasarnya tugas seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu, tidak ada salahnya juga pelajar terjun ke dunia bisnis. Yang terpenting, kewajiban utama mereka sebagai pelajar tidak lantas ditinggalkan begitu saja. Pembagian waktu antara tugas sekolah, bisnis, dan kehidupan pribadi harus bisa diatur dengan seoptimal mungkin.

Ada beberapa keuntungan tersendiri bagi seseorang ketika membangun bisnisnya sejak dini. Keuntungan tersebut tentunya tidak dimiliki oleh mereka yang sudah bekerja ataupun berumah tangga. Keuntungan tersebut bisa menjadi alasan yang baik untuk memulai sebuah usaha.

 

TERSEDIANYA WAKTU LUANG

Sekolah, kegiatan ekstra, pekerjaan rumah alias PR yang rasa-rasanya nggak pernah habis, hingga nongkrong-nongkrong cantik khas anak gaul masa kini adalah sekelumit ”kewajiban” seorang anak usia sekolah. Akan tetapi, sekelumit hal tersebut tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang telah bekerja dan berkeluarga.

Anak sekolah memiliki waktu luang yang relatif lebih banyak. Bayangkan hari libur yang dimiliki oleh anak sekolahan, seperti libur semester, libur pergantian tahun ajaran, libur ketika kelas digunakan sebagai tempat ujian, hingga libur-libur tanggal merah. Waktu luang tersebut adalah kesempatan emas yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis.

 

RISIKO BISNIS TERBILANG MINIM

Mengapa dikatakan risiko bisnis kecil? Karena belum memiliki tanggungan anak dan istri. Mereka masih tinggal bersama orang tua sehingga tidak ada risiko yang besar apabila bisnisnya tidak berjalan ataupun gagal. Meskipun rugi dan gagal pun, setidaknya untuk makan dan kebutuhan sehari-hari masih dijamin oleh orang tua. Dengan minimnya risiko, seharusnya menjadikan mereka lebih berani dalam menjalankan bisnis.

 

BANYAK BEREKSPERIMEN

Anak muda biasanya tidak malu-malu bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. Dengan banyak mencoba, mereka menjadi semakin tahu mana passion mereka, mana yang menarik hati mereka, dan mana yang tidak membuat mereka tergerak sama sekali. Peluang untuk memulai suatu bisnis akan terbuka lebar bagi mereka yang senantiasa mencoba hal yang baru, karena peluang ditemukannya passion akan lebih besar.

 

TERILHAMI PENGUSAHA SUKSES

Masa muda adalah masa untuk belajar. Anak muda juga lebih paham dengan teknologi-teknologi terbaru untuk membuka akses-akses informasi. Dengan banyaknya akses untuk mendapatkan informasi, tidaklah mustahil mempelajari kisah-kisah sukses dari para pengusaha yang telah sukses terlebih dahulu. Membaca kisah-kisah sukses maupun perjuangan mereka dalam merintis usaha akan memicu semangat anak-anak muda agar tergerak mengikuti jejak kesuksesan tersebut.

 

MANDIRI SECARA FINANSIAL

Tidak ada yang dapat memprediksi masa depan dan kekhawatiran akan semakin minimnya lapangan pekerjaan menjadi alasan mengapa anak muda mulai membangun bisnis sejak dini. Dengan membangun bisnis, kegelisahan dapat dinetralisir karena telah mendapatkan penghasilan dari usahanya sendiri untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Seorang seseorang harus memiliki alasan-alasan mengapa memulai sebuah bisnis. Alasan tersebut beragam, bisa sepele ataupun mulia. Apa pun alasan tersebut, alasan itulah yang pada akhirnya akan mengantarkan mereka untuk memulai bisnis dan menjalankannya.

Sepertinya passion menjadi inti cerita dari alasan-alasan mengapa mereka membangun bisnis. Akan tetapi, perlu diingat ada perbedaan antara passion dengan obsesi. Meskipun keduanya sama-sama merupakan keinginan yang meluap-luap untuk dipenuhi, ada perbedaan yang mendasar antara kedua hal tersebut, yaitu dalam prosesnya ketika menemui kegagalan. Dengan passion, seseorang yang menemui kegagalan akan memiliki sudut pandang positif dalam memandang kegagalan tersebut. Mereka tetap akan setia dengan passion-nya untuk bangkit kembali menggapai keberhasilan.

Berbeda dengan obsesi. Mereka yang hanya memiliki obsesi akan melihat kegagalan sebagai kegagalan telak. Mereka akan marah-marah dengan kegagalan yang mereka alami dan kurang mampu melihatnya dengan sudut pandang yang konstruktif. Oleh karena itulah, dalam membangun bisnis sangat penting untuk memiliki passion, bukan obsesi. Ingat! Passion, bukan obsesi.

Memulai suatu bisnis memang berawal dari nol. Untuk mengubah angka nol tersebut menjadi nominal yang lebih besar, dibutuhkan tekad dalam mewujudkannya. Tekad tanpa aksi tidak akan menghasilkan apa-apa. Agar aksi dapat terjadi, dibutuhkan dorongan kuat untuk menggapai apa yang diimpikan dan mendapatkan hasil yang diusahakan. Passion adalah motor penggerak agar proses aksi tersebut dapat berjalan dengan semestinya. Passion jugalah yang dibutuhkan agar kamu tidak mudah menyerah dan mundur ketika meghadapi hambatan dalam menjalankan prosesnya.

Selain passion, ada sejumlah hal lain yang juga merupakan alasan dalam membangun bisnis. Namun, poin-poin yang akan dijabarkan ini seringkali diabaikan dan dianggap terlalu dramatis dan remeh untuk menjadi alasan dalam membangun bisnis. Kenyataannya, hal-hal yang sering diabaikan ini malah mengandung potensi terpendam yang tidak disadari sebelumnya. Coba lihat ke dalam diri, adakah kamu memiliki satu dari tiga poin berikut ini?

 

IMPIAN

Impian adalah kompas yang mengarahkan ke mana kamu melaju. Impian pulalah yang akan membimbingmu untuk senantiasa tumbuh dan berkembang agar dapat menggapai impian tersebut. Jangan anggap remeh impian dalam hidupmu karena dari impianlah hal-hal besar dapat terjadi.

Impian bisa jadi kata yang sudah sangat sering didengungkan oleh mereka-mereka yang telah mencapai kesuksesan. Mungkin sampai-sampai kamu sudah bosan karena seringnya mendengar kata itu. Namun sekali lagi, dengarkanlah saran ini, untuk mencapai kesuksesan tentukan impianmu.

Pernyataan yang sangat klise memang, tapi ada benarnya juga. Semua berawal dari impian, termasuk dalam membangun bisnis. Coba bayangkan, bagaimana seseorang dapat membangun suatu bisnis jika ia tidak memiliki pandangan seperti apa bisnis atau hidup yang diinginkannya kelak?

Impian akan membuat orang terdorong dan termotivasi untuk menggapai impian tersebut. Beragam cara pun akan dilakukan untuk dapat meraihnya, tak peduli halangan, rintangan, ataupun tantangan yang akan ditemuinya. Jadi, mau tak mau, milikilah impian yang benar-benar membuatmu tergerak untuk berusaha meraihnya.

 

HOBI

Hobi bisa berbuah manis menjadi bisnis. Hobi yang ditekuni dan dimanajemen dengan baik akan memiliki potensi ekonomi. Terlebih saat ini telah banyak media untuk mempublikasikan dan berinteraksi dengan komunitas-komunitas dengan hobi yang sama.

Biasanya bisnis yang berawal dari hobi akan dilakukan dengan senang hati dan sukarela, karena berinteraksi terus-menerus dengan sesuatu yang dicintainya serasa tidak melelahkan maupun meletihkan. Berbeda ketika menjalankan bisnis yang kurang diminati. Pada awalnya mungkin tidak merasakan capek kala menekuninya, namun setelah berinteraksi dalam jangka waktu yang lama, ketidaksesuaian dengan apa yang ditekuni akan semakin terasa. Jika tidak diatasi, itu akan mengendurkan semangat dan membuyarkan apa yang sedang dijalankan. Jika bisnis yang dijalankan tidak diminati, akan buyar bisnis tersebut dalam perjalanannya.

 

KEINGINAN MEMPERBAIKI KEADAAN

Kondisi atau keadaan seseorang biasanya menjadi alasan yang masuk akal mengapa mereka menerjunkan diri menjadi entrepreneur. Kondisi yang terbatas menjadikan seseorang memikirkan cara agar dapat membeli kebutuhan sehari-hari, terutama makanan.

Kondisi yang terbatas juga akan menjadikan seseorang lebih kreatif dalam mencari ide dan solusi dalam meraih peluang penghasil pundi-pundi finansial. Dari kondisi terbatas pula seseorang akan dipaksa mengalahkan rasa malu, minder, dan gengsi untuk mendapatkan penghasilan.

 

APA YANG DAPAT KAMU LAKUKAN?

Sebelum kamu mencari jawaban atas sesuatu yang ingin kamu kerjakan, buatlah pertanyaan yang tepat terlebih dahulu, karena pertanyaan yang tepat akan membawamu kepada jawaban yang benar.

 

APAKAH IMPIANMU?

Hal  besar yang mengesankan masyarakat dunia bermula dari impian. Milikilah impian dalam kehidupan. Apa yang ingin kamu nikmati suatu saat nanti? Apa yang ingin kamu capai suatu hari nanti? Apa yang ingin kamu rasakan dan miliki? Dan yang terpenting, kontribusi apa yang ingin kamu berikan kepada kehidupanmu ataupun masyarakat nanti?

Jika kamu telah menyadari dan memiliki impian, pertahankan impian itu. Impian tidak hanya membuat hidupmu menarik, impian juga membuatmu bersemangat untuk bangun di pagi hari dan melanjutkan rutinitas. Sebab kamu yakin bahwa rutinitas tersebut adalah proses dalam meraih impianmu.

 

APA HOBIMU?

Apakah kamu menikmati ketika melakukan hobi tersebut? Apakah kamu rela berjam-jam mendalami hobi tersebut meski tidak dibayar? Bisa jadi hobi yang kamu lakukan tidak menghasilkan, tapi memperlihatkan hasilnya setelah ditekuni lebih lama.

Bella yang hobi jepret-jepret kamera misalnya, mendapatkan penghasilan dari hobi yang ia tekuni. Meskipun tidak menjepret dengan kamera, setidaknya masih ada hubungannya dengan kamera.

Sama halnya dengan Sinta yang hobi berbelanja. Sinta tidak sayang jika uangnya ia belanjakan untuk membeli baju-baju baru karena ia merasa senang melakukannya. Setelah melihat ada peluang yang bisa ia kembangkan dari sana, ia pun menekuni hobinya sembari menggapai peluang tersebut. Dari sana bisnis Schone and Hazzle miliknya pun terbangun.

Tekuni apa yang menjadi hobimu karena dari situlah kamu akan membuat peluangmu sendiri. Kamu akan menghasilkan uang dari hal tersebut dan kegiatan yang kamu lakukan tidak membuatmu bosan karena kamu menjalankannya dengan sukaria.

 

BAGAIMANA KEADAANMU?

Apakah keadaanmu saat ini dalam keadaan yang sangat menghimpit? Mendesak? Atau biasa-biasa saja? Keadaan yang menghimpit biasanya menjadi salah satu pendorong seseorang dalam membangun bisnis, setidaknya agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Bukan berarti kamu harus terlebih dahulu berada dalam kondisi terhimpit agar dapat membangun bisnis. Dalam kondisi yang tidak terhimpit sekalipun kamu tetap dapat membangun bisnis yang kamu inginkan. Kembalilah ke poin satu dan dua. Apakah ada impian yang ingin kamu raih? Ataukah hobimu dapat dieksekusi menjadi peluang bisnis?

Menjadi sukses di usia muda juga bukan hal yang buruk. Jika kamu mempersiapkan bisnis di usia yang masih muda ketika keadaan masih lapang, kamu telah selangkah lebih maju dalam mempersiapkan kesuksesan. Itu adalah hal yang patut diperjuangkan. Alangkah luar biasa jika kamu sudah dapat membiayai sekolah sendiri, membantu meringankan beban orang tua, membeli barang kebutuhan sendiri, sampai membiayai pendidikan saudara ataupun orang lain. Bukankah itu sebuah prestasi yang menyenangkan?

***

Demikian pembahasan mengenai creativepreneur. Jangan lupa untuk kebutuhan Jasa Digital Marketing Solo, serahkan kepada Enxyclo.

 

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.