Content Marketing – Sebelum membahas terlalu jauh, mari memulainya dari pertanyaan paling sederhana: apa sih yang dimaksud dengan content marketing?
Majalah Marketeers, memberi judul yang menarik mengenai content marketing, yakni Content is the New Ad, Hahstag is the New Tagline. Bagaimana tidak, pada zaman sekarang, di mana audiens tidak lagi mudah percaya rayuan iklan, para marketer harus berpikir keras untuk mengirimkan pesan dari brand mereka.
Bagi audiens, materi iklan tradisional terkait fitur produk dan layanan sudah tidak lagi menarik.
Sekarang, waktunya marketer menggunakan yang namanya content marketing.
Lalu, apa itu content marketing?
Content marketing adalah seni menciptakan dan menyebarkan konten yang relevan dan otentik terkait brand mereka, yang pada umumnya secara digital, dengan tujuan bisa menarik perhatian dan mendekatkan diri kepada audiens.
Pada dassarnya, ada dua bagian besar dalam content marketing, yakni content ideation and creation, serta content distritbution and amplification.
1. Content Ideation and Creation
Marketer perlu memikirkan tema dan format dari konten. Inilah tahap content ideation and creation. Konten sebaiknya orisinil dan otentik miliki brand tersebut dan bukan copy paste dari sumber lain.
Konten tidak hanya harus merefleksikan karakter merek, tetapi juga harus relevan dengan kebutuan audiens.
Mengapa? Karena konten inilah nantinya menjadi bentuk baru iklan bagi brand tersebut.
Lalu bagaimanya dengan temanya?
Temanya bisa variatif. Terpenting, marketer harus memilih tema yang langsung berkaitan dengan brand.
Contohnya bagaimana, sih? Masih bingung, nih ….
Tenang. Begini. Misalnya, sebuah brand agen perjalanan dalam menjalankan content marketing-nya, menciptakan konten bertema jalan-jalan seperti Ezytravel yang menciptakan website Jalan Sana Sini.
Demikian juga dengan semen Holcim yang menciptakan Solusi Rumah.
Atau, dealer motor yang memilih tema safety riding seperti Astra Motor yang menciptakan kampanye #RideWithHeart dan video Youtube “Cerdas Melanggar”. Kampanye #RideWithHeart menggantikan peran tagline dalam iklan tradisional.
Selain itu, marketer juga bisa memilih tema yang tidak berkaitan langsung. Misalnya, produsen suplemen kesehatan seperti Cerebos yang mengkampanyekan dunia kerja melalui website Dunia Profesional.
Contoh lain adalah Telkomsel yang membuat situs survei ikutikut.com untuk mengumpulkan customer insight.
Format dari konten pun harus bervariasi. Konten bisa dalam bentuk tertulis, artikel, whitepaper, studi kasus, press release, dan bahkan buku. Konten bisa juga lebih visual, seperti infografik, komik, games, video, atau film.
2. Content Distribution and Amplification
Seperti layaknya iklan, konten yang bermutu pun tidak ada gunanya jika tidak ditempatkan di berbagai media dan tidak ada yang melihat.
Iya, dong. Untuk apa, dong?
Penempatan konten paling mudah adalah di website milik brand tersebut (owned channel).
Penempatan konten pun bisa berbayar (paid channel) atau dikenal dalam dunia online sebagai native advertising.
Apa sih maksudnya?
Begini. Cara kerjanya adalah menempakan konten promosi sebuah merek di suatu publisher ternama seperti Detik.com dalam format yang seakan-akan ditulis oleh tim editor dari publisher tersebut, sehingga dianggap native oleh pembaca.
Jika konten betul-betul menarik dan newsworthy, penempatan konen bisa dilakukan secara gratis karena disebar oleh publisher secara sukarela atau menyebar secara viral melalui word of mouth atau lewat social media sharing (earned channel).
Di era digital, audiens terekspos terhadap berbagai informasi. Iklan masih sangat penting untuk awareness tetapi tidak cukup untuk advocacy. Oleh karena itu, marketer yang jeli akan fokus pada konten yang otentik dan menarik perhatian audiens secara instan dan spontan. Selain itu, konten tersebut juga disebarkan secara konsisten.
Tujuannya, tentu saja agar brand menjadi terasosiasi dengan konten tersebut dan memiliki otoritas yang tinggi di tema tersebut. Misalkan, brand tentang biro perjalanan, secara konsisten dan kreatif membuat konten tentang edukasi traveling dan yang berkaitan dengan hal tersebut. Lama-lama, otoritas akan terbentuk dan audiens akan mudah mengenali mana brand yang bisa dipercaya dan mana yang tidak.
Inilah gaya marketing modern yang perlu diperhatikan oleh marketer dan pemilik brand bila ingin terus bertahan dan berkembang.
Memahami Digital Marketing dan Content Marketing
Dalam konteks digital marketing, melakukan content marketing adalah hal wajib bagi pemasar era digital, bahkan dianggap sebagai model pemasaran digital terbaik.
Kok bisa?
Dua alasan besarnya adalah:
(1) Content marketing adalah strategi paling ampuh untuk mendapatkan customer yang loyal.
(1) Content marketing adalah strategi pemasaran yang jauh lebih efektif daripada pemasaran tradisional.
Kok bisa? Bisa.
Model pemasaran tradisional adalah menjual produk atau jasa melalui iklan. Model seperti ini sudah tidak menarik lagi, karena konsumen sudah jengah diserbu iklan.
Siapa juga sih manusia zaman sekarang yang masih mau kemakan iklan?
Makanya, ketika kita melihat iklan, baik itu secara offline maupun online, kita lebih sering untuk melewatkannya dengan sengaja.
Iya, dengan sengaja!
Berapa kali kita mengklik tulisan “skip” di YouTube? Berapa sering kita mengklik tombol “x” di sebuah banner yang tiba-tiba nongol saat kita membuka website?
Lalu, apakah content marketer tidak menggunakan iklan? Tetap menggunakan, akan tetapi lebih banyak digunakan untuk mengiklankan konten yang menarik atau yang bermanfaat. Hal ini memang lebih efektif, karena memang kita secara alamiah lebih suka disuguhi konten bermanfaat dan berguna, daripada iklan dari sebuah produk atau jasa secara langsung.
Seth Godin pernah mempopulerkan yang namanya The Permission Marketing. Seth Godin, sebagai seorang ahli pemasaran digital yang terkenal sejak era awal munculnya internet, mengatakan bahwa konsep pemasaran yang ideal adalah harus mampu untuk terus berkomunikasi secara intens dan diterima oleh audiens. Itulah mengapa, ia bahkan sampai mengatakan bahwa content marketing adalah satu-satunya marketing yang tersisa. Tertarik dengan konsep content marketing dan membutuhkan Jasa Content Marketing Solo? Segera hubungi kami untuk kerja sama lebih lanjut, ya.
Apa sebab?
Penyebabnya adalah karena hal tertinggi dari pemasaran adalah produk atau jasa mampu menarik perhatian. Saat ini perhatian sangatlah sulit untuk didapatkan apalagi mampu menawarkan produk tanpa audiens merasa produk tersebut sedang ditawarkan pada mereka. Sebuah kelangkaan yang sangat langka. Sebuah kelangkaan level Asgard ….
Ketika produk diizinkan untuk berkomunikasi dengan calon konsumen atau bahkan pelanggan secara terus-menerus, tanpa terganggu, tanpa risih, tanpa marah, inilah kemenangan dari sebuah produk atau jasa dan inilah yang dimaksud dengan permission marketing.
Seth Godin juga menjelaskan bahwa ada empat tahapan dari permission marketing yang salah satu poin utamanya adalah tidak ada tempat lagi untuk iklan karena iklan tidak lagi efektif secara biaya dan dampak komersial. Akibatnya, content marketing kemudian menjadi dikenal sebagai bentuk konkret dari permission marketing: sebuah metode pemasaran yang mengandalkan konten yang bisa mendapatkan permission dari para audiens.
Mulai paham, kan?
Sekarang, menuju pertanyaan selanjutnya: jadi, apa itu content marketing?
Content marketing adalah strategi penggunaan konten sebagai alat pemasaran. Tentu saja, dalam strategi itu ada perencanaan, pembuatan, dan pendistribusian konten dengan tujuan menarik audiens tertarget sehingga tepat sasaran, lalu mengonversi mereka menjadi pelanggan yang loyal. Tertarik dengan konsep content marketing dan membutuhkan Jasa Content Marketing Solo? Segera hubungi kami untuk kerja sama lebih lanjut, ya.
Content marketing adalah strategi untuk menarik audiens baru agar menjadi pelanggan, dan merawat pelanggan yang sudah ada menjadi pelanggan yang loyal.
Content marketing bisa diartikan juga sebagai proses untuk membuat dan melakukan distribusi konten. Itu kata kuncinya. Harus kita perhatikan benar-benar bin betul-betul.
Lalu konten untuk siapa?
Tentu saja, untuk audiens yang benar-benar jelas dan dipahami melalui konten yang atraktif, menarik, dan terhubung dengan mereka.
Joe Pulizzi–salah satu pioner dalam dunia content marketing melalui Content Marketing Institute (CMI) yang didirikannya pada tahun 2007—dalam bukunya Epic Content Marketing yang terbit pada tahun 2014 menjelaskan bahwa pengertian dari content marketing adalah: “Content marketing is the marketing and business process for creating and distributing valuable and compelling content to attract, acquire, and engage a clearly defined and understood target audience—with the objective of driving profitable customer action.”
Nah, karena namanya content, dengan demikian bentuknya bisa beraneka ragam, bisa artikel, video, audio (podcast), gambar, infografik, dan lain sebagainya.
Membagi Konten ala Vayner Media
Gary Vee, founder dari Vayner Media, memberikan solusi ketika kita kebingungan dalam membuat konten. Gary menyebutnya dengan Piramida Terbalik. Konsepnya adalah dengan membuat terlebih dahulu konten pilar, kemudian baru memecahnya menjadi beragam konten mikro dan mendistribusikannya sesuai dengan target audience di platform terkait.
Konten pilar adalah konten yang paling lengkap datanya, paling panjang, dan paling komprehensif informasinya. Dalam kasus ini, Gary Vee selalu membuat konten pilar berupa video. Alasannya, video bisa mencakup banyak hal dan dengan mudah mendokumentasikan peristiwa.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan melihat gambar di bawah ini.
Dari konten pilar, kemudian konten bisa dipecah-pecah kembali menjadi berbagai produk. Istilahnya adalah repurposing content sesuai dengan kebutuhan dan konteks.
Misalnya, hasil dari video perjalanan bisa dipecah menjadi konten-konten kecil seperti meme, foto, GIF, dan lain sebagainya. Pemecahan konten ini harus berdasarkan platform distribusi yang menjadi tahap akhir perjalanan konten.
Tanpa distribusi, konten tidak akan ada yang mengonsumsi tidak ada yang mengonsumsi, tidak ada audiens, dan jika tidak ada audiens maka kecil kemungkinan akan memiliki konsumen apalagi pelanggan. Itu sebabnya saat melakukan content marketing harus selalu strategis, dipikirkan mulai dari konten pilar hingga menuju konsumen akhir yakni audiens di masing-masing platform.
Perlu dipahami bahwa dengan model ini, tidak ada platform yang paling baik. Bukan sosial media, bukan email, bukan website. Hal yang paling utama adalah tentang bagaimana mendistribusikan konten dan mendominasi platform tersebut sesuai dengan pasar yang dituju. Sehingga brand yang menggunakan sosial media tidak bergantung pada satu atau dua sosial media. Artinya, sosial media kemudian hanyalah saluran distribusi dan jika salah satu sosial media tutup maka sosial media lain yang masih terbuka tetap bisa digunakan.
Berdasarkan kasus-kasus yang ada akhirnya content marketing memang tentang bagaimana menciptakan konten untuk tujuan marketing. Ingat, tujuannya adalah marketing. Itu artinya metriks yang diukur adalah tingkat awareness dan lead. Jadi, bukan soal penjualan (sales). Untuk memahami, perhatikan gambar berikut ini:
Lihat diagram di atas, bahwa marketing adalah salah satu tahap saja dalam proses mendapatkan pelanggan. Itu sebabnya content marketing tidak bisa dilepaskan dari program lainnya seperti service ataupun sales. Semua harus terintegrasi dan bergerak bersama-sama. Ketiga komponen tersebut harus terus bergerak agar customer termanjakan dan terjadi keberhasilan dalam branding and selling.
Contoh Content Marketing yang Bagus
Supaya semakin mendapatkan gambaran yang lebih jelas, saya sertakan beberapa contoh content marketing buatan brand lokal. Agar terasa lebih dekat dan memberikan gambaran bahwa content marketing dapat dilakukan oleh siapa pun.
1. Serial Video Seller Story dari Tokopedia
Seller Story adalah rangkaian video yang menceritakan kisah inspiratif dari para penjual di Tokopedia. Konten ini memperlihatkan keseharian penjual membangun bisnisnya dan hal yang bisa dipelajari dari kisah hidup mereka. Video yang dihadirkan secara konsisten ini memberikan pesan yang sangat jelas, yakni penonton bisa mencapai kesuksesan yang sama dengan para penjual di Tokopedia.
2. Infografis Tips Irit Traveling dari Traveloka
Traveloka menyajikan informasi biaya yang akan dikeluarkan traveler untuk bepergian ke suatu tempat mulai dari harga tiket moda transportasi, harga penginapan, sampai harga tiket rekreasi. Sebagai traveler, mengetahui rincian budgeting dan itinerary sangatlah penting. Dan yang lebih penting lagi, apakah biaya itu bisa dibuat seirit mungkin atau tidak. Traveloka menjawab hal ini dengan menyajikan infografik terkait rincian itu agar dapat dipedomani para traveler.
3. Blog Tematik Brewing Guide dari Otten Coffee
Brewing Guide adalah konten blog tematik yang memberikan tips dalam meracik kopi menggunakan 6 alat seduh spesifik yang biasa digunakan barista sungguhan. Sesuai dengan namanya, blog ini menjabarkan langkah-langkah dalam menyeduh kopi menggunakan alat seduh yang jamak dipakai dalam ranah perkopian.
4. Serial Video Hijab Tutorial dari Hijup
Hijup menghadirkan serial video Hijab Tutorial yang memperlihatkan cara-cara mengenakan hijab modern agar penampilan lebih maksimal. Dari segi kualitas presentasi, tutorial ini menghadirkan visual yang jelas dan singkat sehingga tidak membebani atensi audiens untuk mengikuti tahap-tahapnya. Kualitas produksi dan penyuntingan video dan audionya pun berada pada standar tinggi.
Baca Juga: Beberapa Kaidah Penting dalam Conteng Marketing
Penulis Konten & Content Marketing
Mungkin kamu bertanya-tanya apa perbedaan antara penulis dengan penulis konten? Secara bentuk kerja memang tidak ada perbedaan yang signifikan. Keduanya sama-sama penulis. Namun, dari segi tujuan menulis, antara penulis konten dengan penulis buku misalnya, sangat lah berbeda.
Penulis konten atau disebut juga content writer adalah penulis profesional yang menghasilkan konten menarik untuk media daring (online). Berbagai macam konten ditulis oleh penulis konten seperti naskah untuk pemasaran atau yang disebut dengan sales copy, e-book pemasaran, atau teks untuk grafik pemasaran (infographic). Begitu beragam pekerjaannya, namun semuanya membutuhkan satu muara penting dalam hal kemampuan, yakni kemampuan menulis.
Seluruh produk tulisan yang dihasilkan oleh penulis konten akan ditampilkan di berbagai blog, jejaring sosial, situs jual beli daring, agregator berita, surat elektronik, hingga situs perguruan tinggi. Hampir setiap media yang ada di internet membutuhkan penulis konten agar situsnya tetap aktif dan aktual.
Selain menulis konten, penulis konten juga harus memahami bagaimana cara kerja pemasaran digital. Hal ini penting, sebab konten yang mereka tulis harus mampu untuk terkoneksi satu sama lain dengan program pemasaran ataupun kampanye yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis konten menjadi sangat penting karena memiliki fungsi untuk mengomunikasikan pesan dan menyebarkan informasi.
Namun, tidak semua informasi harus disampaikan oleh penulis konten. Itulah mengapa penulis konten juga memiliki fungsi sebagai pengatur atau bisa disebut pula konduktor dalam sebuah website sebab dia akan mengatur setiap konten yang dipublikasikan melalui sebuah situs yang kemudian dikonsumsi oleh pembaca.
Secara sederhananya, penulis konten merupakan merupakan penulis profesional yang di mana tulisan tersebut akan dipublikasikan di internet berupa artikel pada website atau media sosial sesuai dengan tema website atau media sosial tersebut.
Sejak Google menyatakan bahwa faktor utama peringkat website adalah kualitas kontennya, maka bisa dipastikan bahwa semakin berkualitas sebuah konten maka ranking yang semakin baik. Ranking yang semakin baik maka akan semakin tinggi trafik. Semakin tinggi trafik maka akan semakin banyak pembaca. Semakin banyak pembaca artinya jangkauan promosi yang lebih luas.
Baca Juga: Panduan Content Marketing
Maka dari itu, sangat penting sekali seorang penulis konten di sebuah website dengan topiknya sendiri untuk meningkatkan pengunjung agar membaca artikel-artikel di website tersebut.
Karena sebagus apa pun tampilan website jika tidak didukung oleh konten atau artikel sesuai dengan topik website tersebut maka sudah dipastikan bahwa peringkat website tersebut tidak akan muncul dihalaman pertama Google ketika pengunjung mencari kata kunci sesuai dengan topik dari website tersebut.
Jadi, sudah paham ya sekarang. Penulis konten adalah bertugas membuat konten berupa tulisan. Bisa untuk website dari sebuah perusahaan, bisa juga untuk media sosial dari perusahaan tersebut. Intinya, penulis konten itu tugasnya menulis konten yang berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan di jaringan media yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Syarat Menjadi Penulis Konten
Setelah mendapatkan gambaran mengenai apa itu penulis konten dan area kerjanya, sekarang kamu saya ajak untuk lebih memahami lagi syarat apa sih yang harus dimiliki untuk menjadi seorang penulis konten.
Simak ketiga syarat utama berikut ini untuk menjadi seorang penulis konten, ya. Asalkan kamu tekun berlatih dan menyiapkan diri untuk menjadi seorang penulis konten, maka kamu akan dapat melewati tiga syarat berikut dengan mudah.
1. Latar Belakang Pendidikan Tak Masalah
Calon penulis konten bisa berlatar belakang pendidikan apa pun, tidak harus yang berhubungan dengan sastra ataupun ilmu komunikasi. Banyak juga kok penulis konten yang memiliki latar belakang pendidikan bermacam-macam, asalkan memiliki keahlian menulis.
Teknis, tentunya seorang penulis konten harus punya keahlian dalam menulis yang sesuai dengan bidang perusahaan tersebut. Contohnya ada perusahaan peralatan olahraga yang mencari penulis konten, sudah pasti nantinya penulis konten tersebut harus bisa menulis artikel yang berhubungan dengan olahraga.
2. Kreatif
Tentu saja seorang penulis konten harus kreatif karena untuk menciptakan konten berupa tulisan yang menarik dan mudah dipahami membutuhkan kreativitas. Selain itu, harus rajin melakukan analisis performa untuk kontennya, apakah sesuai dengan target ataukah belum.
Penulis konten juga harus mampu menarik pengunjung untuk datang mengenal institusi atau perusahaan. Informasi yang disampaikan melalui konten harus singkat, padat, sederhana dan efisien.
3. Memahami Konsep Content Marketing
Sebagai seorang penulis konten diharuskan memahami tentang content marketing karena erat kaitannya dengan pekerjaannya yang digelutinya. Content marketing bukanlah hal yang baru di dunia pemasaran. Ada begitu banyak kisah sukses dari sebuah brand yang mampu bercerita dan bisa berkomunikasi secara intens dengan audiens atau bahkan pelanggannya. Beberapa di antaranya bahkan masih eksis selama ratusan tahun sejak pertama kali dicanangkan.
Berikut adalah beberapa contoh content marketing yang berhasil saya himpun untuk menjadi ilustrasi bagaimana brand melakukan sebuah program pemasaran konten (content marketing).
The Furrow Magazine
Majalah ini adalah majalah seputar agrikultur yang pertama kali terbit pada tahun 1895. Lahir dari sebuah perusahaan teknologi alat bajak sawah buatan John Deere. Majalah The Furrow berisi tentang segala hal terkait dengan kehidupan para petani di Amerika Serikat, mulai dari panduan menanam, informasi pupuk dan bahkan ulasan dari alat pembajak mlik pesaing.
Di puncak kejayaannya pada tahun 1912, majalah ini dibaca oleh empat juta pembaca. Angka yang fantastis untuk sebuah majalah di era tersebut bahkan di era internet seperti saat ini. Bahkan, di era digital seperti saat ini 80 persen pembaca The Furrow masih lebih menyenangi versi cetak dari pada versi digital.
Michelin Guide
Dahulu pada tahun 1889, Michelin merupakan pemasok ban sepeda angin yang memang saat itu sangat populer di eropa. Kendaraan pribadi dengan pembakaran dalam belum populer dan transportasi umum bergantung pada kereta. Sepeda angin merupakan kendaraan pribadi yang prestis di masa itu hingga kemudian mobil buatan Peugeot dan Renault lahir menjelang akhir abad 18.
Di tahun 1903, Prancis berhasil menjadi negara produsen otomobil terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 30 ribu unit. Mobil-mobil inilah yang menjadi pangsa pasar baru bagi Michelin. Michelin Guide sendiri mulai diterbitkan pada tahun 1900 dengan jumlah 35 ribu kopi, kala itu mobil di Prancis masih berjumlah 3.000 unit.
Michelin Guide muncul sebagai buku panduan yang menarik perhatian para pemilik mobil untuk melakukan perjalanan. Logika sederhana dari Michelin Guide adalah semakin banyak perjalanan artinya semakin tinggi permintaan ban mobil. Dan secara tidak langsung akan mendorong orang untuk membeli mobil demi hasrat melancong. Itu mengapa Michelin Guide dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam membangun sejarah otomobil di Prancis.
Dua contoh di atas menggambarkan bagaimana sebuah brand telah menggunakan content marketing dengan baik. Brand bercerita untuk berkomunikasi dengan audiensnya tanpa secara langsung menjual produk mereka.
Content marketing bukanlah hal yang baru, apalagi dengan internet saluran distribusi konten menjadi lebih mudah dan melewati sekat-sekat batas serta persaingan untuk meraih perhatian. Content marketing menjadi sesuatu yang penting dan harus dipahami oleh seorang penulis konten karena dengan memahami content marketing membuat penulis konten makin tahu apa tujuan dari pekerjaannya.
Dahulu brand hanya bisa berkomunikasi melalui media cetak, kemudian berkembang menjadi audio lewat radio. Selanjutnya adalah melalui visual dan audio visual ketika televisi muncul. Hingga akhirnya saat ini di era internet distribusi konten untuk tujuan pemasaran menjadi sangat mudah dilakukan. Tidak ada lagi batasan ruang sehingga brand bisa secara langsung dan luas menyampaikan cerita yang dimilikinya.
Namun, karena adanya kemudahan tersebut, brand akhirnya dianggap sebagai pihak yang sangat intrusif. Menerobos ruang yang tidak seharusnya sehingga dianggap mengganggu. Perusahaan berusaha keras untuk meraih perhatian dari calon konsumen namun akhirnya iklan-iklan diabaikan dan tidak ada lagi yang peduli. Industri komunikasi, informatika dan internet memang tidak bisa lepas dari konten edukasi. Sedari kemunculannya, perusahaan-perusahaan teknologi harus selalu melakukan edukasi pada audiens agar mereka berani untuk membeli produk atau jasa. Hal yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat tutorial, panduan, ataupun petunjuk penggunaan. Nah, semua itu tak lain dan tak bukan yang harus membuatnya adalah seorang penulis konten.
Tanggung Jawab Penulis Konten
Tugas seorang penulis konten memang menulis, akan tetapi sejatinya seorang penulis konten memiliki tanggung jawab yang lebih luas dari itu. Seorang penulis konten memiliki tanggung jawab berupa:
1. Ikut Membangun Branding Perusahaan
Bagi sebuah perusahaan, branding tidak sekadar berfungsi sebagai corporate identity dan corporate value, akan tetapi juga dapat meningkatkan brand image (citra yang terbentuk dalam benak konsumen) yang memiliki dampak luar biasa bila digarap secara profesional.
Nah, bagi seorang penulis konten, karena ikut merancang dan menghadirkan konten-konten yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan, maka ikut bertanggung jawab menjaga agar brand image terkait tetap bagus sehingga branding perusahaan secara keseluruhan dapat terjaga.
Dengan kata lain, dari tulisan-tulisan seorang penulis konten yang sudah dipublisikan, harapannya tentu untuk meningkatkan branding perusahaan. Artikel yang ditulis dapat meningkatkan brand awareness dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tentunya.
2. Meningkatkan Kualitas SEO Website
SEO adalah singkatan dari Search Engine Optimization. Dari singkatan itu saja kita bisa memaknai bahwa maksud dari SEO adalah mengoptimasi website search engine agar pengunjung website semakin meningkat. Atau bisa di sebut juga seni dan keterampilan untuk meningkatkan ranking website/blog sehingga muncul di halaman 1 mesin pencari seperti Google.
Dengan menggunakan teknik-teknik SEO, kamu bisa meningkatkan pengunjung, mendapatkan penjualan, bahkan branding. Misalnya saja kamu punya website untuk “jualan sepatu”, maka dengan SEO yang bagus, kamu akan bisa meningkatkan penjualan karena banyak orang yang melihat keberadaan toko online yang kamu miliki.
Kembali lagi, tujuan kamu apa dalam mengoptimalkan website di mesin pencari?
Apakah hanya ingin sekadar mendapatkan lebih traffic? Lebih banyak penjualan atau hanya untuk branding? Dari awal kita harus menentukan tujuan mengoptimasi website kita terlebih dahulu dan menentukan tujuannya, baru kita bisa mengoptimasikan website kita di mesin pencari sehingga muncul di halaman utama Google.
Nah, hal-hal seperti itulah yang harus dipahami oleh seorang penulis konten. Salah satu manfaat dari distribusi artikel di sebuah website perusahaan adalah untuk meningkatkan SEO website tersebut itu sendiri. Dengan kata lain, seorang penulis konten harus memiliki pengetahuan minimal mengenai dasar-dasar SEO. Tugas seorang penulis konten juga harus membuat halaman-halaman pada situs agar tetap mengikuti kaidah-kaidah optimalisasi mesin pencari. Sebab mesin pencarian merupakan salah satu sumber kunjungan terbesar untuk sebuah situs saat ini.
3. Memonitor Statistik Artikel
Content writer juga harus bisa mengetahui statistik artikel yang dipublikasikannya, sehingga dapat melihat performa artikelnya untuk kemudian dibuatkan pembaruannya dengan artikel terkait dan melihat sejauh mana performa konten yang dihasilkan untuk kemudian dievaluasi.
4 – Mengelola Konten Media Sosial
Walaupun sebenarnya untuk urusan ini sudah ada profesinya sendiri yaitu seorang Social Media Specialist, akan tetapi kadang ada perusahaan yang juga memberikan job desc ini kepada penulis konten untuk mengatur konten-konten di media sosialnya.
5. Melakukan Riset
Seorang penulis konten juga perlu melakukan riset terhadap apa yang sedang tren maupun yang sedang banyak dicari orang kemudian dari hasil riset tersebut dituangkan ke dalam sebuah artikel yang mampu menjangkau banyak orang untuk membacanya, karena sebuah topik yang sedang hangat pasti banyak pembacanya.
Nah, demikianlah tanggung jawab utama seorang penulis konten. Seorang penulis konten tak hanya harus menulis, namun juga harus memiliki wawasan luas dan juga kegairahan yang besar untuk belajar hal-hal baru karena ternyata pekerjaannya tak hanya menulis saja, namun ada kemampuan-kemampuan lain yang dituntut, seperti pemahaman tentang dunia digital, pemasaran modern seperti digital marketing, serta kemampuan utama yakni teknik menulis yang enak dibaca dan mengalir.
Mengapa Penulis Konten Dibutuhkan untuk Content Marketing?
Bayangkan sebuah website perusahaan tetapi nggak ada informasi apa pun. Pasti konsumen atau pengunjung website tersebut segera menutupnya karena memang tak ada alasan apa pun untuk menikmati konten di sana. Iya, kan?
Itulah mengapa, seorang penulis konten sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, apalagi di zaman digital seperti sekarang ini, di mana sebuah perusahaan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman karena persaingan bisnis makin kompetitif, apalagi di ranah konten.
Segitu pentingnya profesi penulis konten dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, jangan remehkan profesi ini karena kamu memiliki peran besar dalam perusahaan. Sebab kamu menunjang perusahaan dari segi konten digital.
1. Konten adalah Mata Uang
Sadar atau tidak, kita menukar waktu ketika berkunjung ke sebuah website untuk sebuah konten. Di era digital ini, mata uangnya adalah konten. Mengapa? Sebab dari konten inilah orang bisa berlama-lama di sebuah website atau blog, mau berinteraksi dengan memberikan komentar dan mendapatkan kepuasaan ketika mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2. Konten adalah Pintu Masuk Pengunjung
Content adalah salah satu hal penting dari digital marketing, sebab konten itu akan mendatangkan pengunjung, menambah jumlah leads, dan menciptakan fans loyal. Bayangkan nih, kamu berkunjung ke sebuah toko sepatu tetapi nggak ada satu pun sepatu yang dipajang di sana, kira kira mau mau mampir ngga? Jelas nggak. Apa yang ingin kamu beli kalau sepatu pun nggak ada.
Begitu pun konten dalam website, bagaimana orang lain mampu mengenal perusahaan tersebut kalau tanpa konten?
3. Konten Meningkatkan Kepercayaan
Selain itu, konten menciptakan kepercayaan yang luar biasa. Buktinya review positif warganet yang tertebaran di internet cukup memberikan dampak terhadap keputusan pembeli.
Semakin banyak informasi yang menopang tentang perusahaan, maka semakin dipercaya perusahaan itu.
4. Konten Sebagai Tombak Penjualan
Tak dapat dipungkiri konten adalah salah satu cara mengubah persepsi orang yang dari sekadar ingin tahu menjadi ingin membeli. Dengan demikian, terjadi penjualan, dong. Dan penjualan adalah hal terpenting dalam sebuah usaha karena bisa memberikan cashflow.
Dengan kata lain, orang mau beli karena adanya edukasi konten yang kamu ciptakan. Orang percaya mau ngasih uang ke perusahaan itu karena konten yang kamu berikan.
5. Konten Menciptakan Branding
Semakin konsisten sebuah konten, maka secara tidak langsung akan ikut mem-branding perusahaan itu sendiri.
Nah, sudah paham dong sekarang mengapa sebuah perusahaan membutuhkan peran besar dari seorang penulis konten? Karena memang kehadirannya dapat membantu menghasilkan banyak hal dari perusahaan tersebut.
Jenis-Jenis Konten dalam Content Marketing
Konten merupakan informasi utama yang dapat ditemukan di internet. Itulah sebabnya berbagai konten bertebaran untuk memberikan pengetahuan, panduan ataupun petunjuk tentang berbagai hal. Semua konten itu ternyata dibuat oleh seorang penulis konten yang memang mahir dalam hal penulisan dan penyampaian informasi.
Nah, kali ini saya ingin menjelaskan tentang konten-konten apa saja sih yang sering ditulis oleh seorang penulis konten.
1. Wawancara Ahli
Naskah wawancara ahli adalah salah satu bentuk konten yang paling banyak dikerjakan oleh seorang penulis konten. Kesulitan dari konten wawancara ahli adalah, konten ini membutuhkan pihak lain yang harus ditemui ataupun dihubungi untuk berbicara tentang suatu topik atau tema tertentu. Sementara seorang narasumber ahli tidak serta merta mau atau mampu untuk menjelaskan pengetahuan dan ilmu yang ia miliki dengan jelas saat diceritakan pada orang lain. Artinya, pewawancara harus mampu untuk menggali potensi, menggali informasi dan juga melakukan pemeriksaan argumentasi dari narasumber informasi.
2. Review
Konten tinjauan atau lebih populer disebut dengan review adalah konten yang dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang sebuah produk, program maupun jasa yang ditawarkan.
Naskah review umumnya ditulis berdasarkan sudut pandang subjektif dari penulis konten karena penulisannya sangat bergantung pada pengalaman pribadi. Menariknya, meski hanya berdasarkan sudut pandang pribadi, pengalaman menggunakan sebuah produk atau layanan sangat dibutuhkan oleh orang lain, sehingga konten tinjauan sering dicari di internet.
Bagi penulis konten untuk jenis konten ini, umumnya mereka kerap untuk mencoba hal-hal baru atau produk baru agar bisa selalu terdepan dalam memberikan tinjauan.
Baca Juga: Jasa Branding Solo: Melesatkan Bisnismu!
3. Blog
Blog atau website log, adalah konten yang paling dan sangat populer dikalangan penulis konten. Biasanya konten yang ditampilkan adalah konten-konten yang diharapkan memiliki manfaat dan informatif untuk pengunjung website dari brand tersebut.
Misalkan, sebuah brand adalah perusahaan bumbu-bumbu masak, maka di blog dari website perusahaan tersebut adalah secara rutin menghadirkan artikel-artikel tentang tips memasak, cara membuat masakan yang enak, dan sebagianya yang berhubungan dengan produk dan jasa terkait, agar pelanggan betah berlama-lama di website tersebut sehingga makin kenal dan sayang dengan produk yang ditawarkan.
Contoh lainnya adalah yang dilakukan oleh penerbit Charissa, yang membuat website khusus membahas tentang Penerbit Buku Anak, dan membahas segala hal tentang dunia literasi dan buku anak di sana. Dengan cara seperti itu, brand Charissa naik karena konten-kontennya memang dikemas secara informatif dan penting untuk disimak.
4. Buku elektronik
Kamu mungkin berpikir, penulis konten kok menulis buku? Wah, jangan salah, salah satu konten paling efektif dan banyak dibaca di internet salah satunya adalah buku elektronik (e-book).
Buku elektronik merupakan dokumen naskah buku yang diterbitkan secara elektronik sehingga tidak memiliki fisik dan mudah diakses.
Keunggulannya yang tidak berupa fisik dan mudah diakses membuat e-book sangat mudah untuk dibaca banyak orang. Itu sebabnya bentuk konten seperti ini sangat efektif untuk menjadi media penyampaian informasi dan pesan. Bagaimana?
Namun, sebagaimana namanya, buku elektronik tetaplah sebuah buku. Naskah berupa buku tidak hanya menuntut penulisan yang benar-benar serius, tetapi juga harus benar-benar memiliki jumlah kata yang tidak sedikit sehingga harus benar-benar dikerjakan dengan dedikasi tinggi dari penulis konten. Buku elektronik adalah salah satu konten yang paling efektif dan memiliki dampak di internet karena banyak dibutuhkan orang.
5. Studi Kasus
Konten studi kasus merupakan konten yang berisi tentang pengalaman sebuah perusahaan dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Studi kasus menjadi konten yang penting karena dokumen ini berisi tentang rahasia dan langkah-langkah lain dari perusahaan yang biasanya tidak terungkap secara publik.
Misalnya saja, seperti Go-Jek yang banyak berbagi cerita studi kasusnya dalam mengembangkan perusahaan di blog perusahaan, seperti Go-Jek Engineering lewat blog.gojekengineering.com.
Konten studi kasus merupakan referensi yang berharga bagi pengguna internet yang menjadi pengamat pada topik atau bahasan-bahasan tertentu sehingga konten jenis ini banyak dibuat oleh penulis konten untuk segmen-segmen tertentu sesuai dengan bidang yang ia geluti dan pahami.
6. Infografik
Membuat infografik merupakan salah satu bentuk konten yang paling populer ditulis oleh penulis konten. Mengapa? Karena infografik merupakan salah satu bentuk konten yang menarik perhatian dan banyak disukai oleh pengguna internet. Apalagi di saat ini, ketika media sosial betebaran dan orang banyak menghabiskan waktunya membuka media sosial, maka infografik menjadi konten yang sering viral dan disebarkan. Tugas seorang penulis konten adalah hanya membuat naskah untuk infografiknya, sedangkan eksekusi teknis desiannya dibuat oleh seorang desainer grafis. Dengan kata lain, penulis konten adalah pihak yang akan bertanggung jawab tentang teks atau pesan apa yang disampaikan melalui infografik.
Tantangan yang harus bisa dihadapi oleh penulis konten saat membuat naskah infografik adalah bagaimana penulis konten mampu melakukan riset, kemudian menuliskan hasil riset dan pencarian datanya untuk menjadi naskah yang cukup sederhana dan mampu didesain secara menarik oleh desainer grafis.
***
Ternyata cukup banyak ya jenis konten yang sering ditulis oleh para penulis konten. Jenis-jenis konten ini bisa kamu gunakan untuk berbagai keperluan dan tujuan lho. Jadi jika kehabisan ide, kamu tidak perlu kebingungan untuk mencari bentuk konten apa yang harus dibuat.
Saran saya adalah, jika kehabisan ide dalam membuat konten, lebih baik kamu mengolah kembali konten yang sudah ada untuk menjadi bentuk konten lain yang baru. Misalnya seperti konten buku elektronik yang bisa kamu kemas lagi menjadi artikel-artikel pendek. Memang, ada banyak sekali kreativitas yang harus dimiliki oleh penulis konten.[]
1 thought on “Content Marketing: Menggairahkan Bisnis Lewat Konten”