Di tengah segala keterbatasan hidup: dana, umur, koneksi, dan segala bentuk keterbatasan lainnya, bagaimana caranya kita dapat mengakselerasi kemampuan dan keahlian?
Beberapa cara berikut mungkin bisa membantu.
Pertama, membaca buku dari praktisi yang relevan dengan kebutuhan
Membaca buku dari praktisi yang relevan dengan kebutuhan kita itu seperti membaca intisari isi otak sekaligus pengalaman si penulis. Bisa memangkas waktu.
Misal.
Saya mungkin tak akan memiliki kesempatan untuk mengelola perusahaan IT terbesar di dunia. Terus? Ya, langkah terbaik yang bisa saya dapatkan adalah dengan membacaHow Google Works yang ditulis oleh Eric Schmidt, mantan CEO Google (2001-2011).
Baca lebih banyak buku. Serap pengalaman orang lain dalam hitungan jam.
Kedua, mencoba lebih banyak, sesuai dengan passion.
Mencoba lebih banyak tetapi random justru akan membuang waktu. Mencoba lebih sering tetapi yang sesuai passion, akan memadatkan waktu.
Misal, kamu suka nulis, dan mencoba banyak ranah: biografi, konten SEO, copywriting, dlsb. Nggak apa-apa, karena masih satu ranah dan satu passion. Tetapi, kalau justru melebar ke mana-mana, akan membuat banyak waktu tersiakan.
Ketiga, mentor, tentu saja.
Punya mentor itu enak. Benar-benar memangkas waktu banyak banget. Pengen bisa nulis? Cari mentor. Pengen punya bisnis oke? Cari mentor. Pengen belajar agama terstruktur? Ya cari mentor (murabbi).
Semoga ketiga hal di atas bisa menghadirkan perspektif baru. Terima kasih sudah membaca.
***
Konten ini ditulis oleh Fachmy Casofa, Founder of Enxyclo Creative Network Company. Topik-topik dalam Founder’s Note ditulis untuk mengeluarkan uneg-uneg sekaligus perspektif yang saya dapatkan dalam dunia bisnis untuk segera saya tuangkan lewat tulisan.